Rabu, 17 Mei 2017

Peran Dan Standarisasi ISO 14000

Sejearah ISO 14000
ISO (International Standarisation Organisation) adalah organisasi non-pemerintah dan bukan merupakan bagian dari PBB atau WTO (World Trade Organization) walaupun standar standar yang dihasilkan merupakan tujuan bagi kedua organisasi tersebut.  Anggota ISO, terdiri dari 110 negara, tidak terdiri dari delegasi pemerintah tetapi tersusun dari institusi standarisasi nasional sebanyak satu wakil organisasi untuk setiap negara.
Keberadaan Standar ISO digerakkan oleh pasar sebagai pemakai utama standar. Suatu Standar (misalnya, ISO14001) dibuat berdasarkan consensus internasional oleh ahli-ahli dari industri,teknik atau bisnis.  Walaupun Standar ISO bersifat sukarela, pada kenyataannya standar dibuat berdasarkan permintaan pasar, dan didasarkan consensus di antara pihak-pihak terkait ini membuktikan pemakaian yang luas di seluruh dunia.
Pada tahun 1993, mengikuti kesuksesan ISO 9000, suatu persetujuan diputuskan antara Komite Standariasi Eropa dan ISO bekerja sama dengan pembuatan standar bagi manajeman dan kinerja lingkungan.  Tiga dokumen ISO yang terkait dengan manajemen lingkungan adalah sebagai berikut:
1.      ISO14000: SML – Pedoman umum mengenai Prinsip, Sistem dan Teknik Pendukung (kemudian dikenal sebagai ISO 14004)
2.      ISO14001: SML – Spesifikasi dengan pedoman penggunan
3.      ISO14040: Analisa Daur Hidup – Prinsip Umum dan Praktek – Praktek
Beberapa pengertian ISO- 14000 antara lain:
1.      Standardization standart internasional tentang manajemen lingkungan dan keamanan operasional yang dikembangkan oleh internasional organization for standardization (ISO)
2.      Standart ini dikembangkan oleh wakil dari 36 negara dan disetujui, oleh 112 negara anggota ISO
3.      ISO-14000: Semua Sistem Manajemen Lingkungan yang dapat memberikan jaminan (bukti) kepada produsen dan konsumen, bahwa dengan menerapkan sistem tersebut produk yang dihasilkan/dikonsumsi, limbah, produk bekas pakai ataupun layanan sudah melalui suatu proses yang memperhatikan kaidah-kaidah atau upaya-upaya pengelolaan lingkungan
4.      ISO-14001: Bagian dari ISO 14000 yang merupakan suatu sistem yang mengorganisasikan Kebijakan Lingkungan, perencanaan, implementasi,pemeriksaan, tindakan koreksi dan tinjauan manajemen perusahaan dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan lingkungan sehingga tercapai perbaikan lingkungan yang bersifat terus menerus atau berkesinambungan
5.      ISO-14010 s/d ISO-1415: Suatu alat manajemen untuk menguji efektifitas atau kinerja perusahaan dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan lingkungan dengan menggunakan kriteria audit yang disepakati, didokumentasikan dan hasilnya dikomunikasikan kepada klien

Alasan – Alasan Penerapan ISO-14000
Satu set standar internasional mebawa focus seluruh dunia untuk lingkungan, mendorong dunia yang lebuh bersih, lebih sehat bagi kita semua.  Keberadaan standar memungkinkan organisasi untuk memfokuskan upaya lingkungan terhadap suatu kriteria yang diterima secara internasional.
Perkembangan standar manajemen lingkungan seiring dengan perumusan Standar Internasional ISO seri 14000 untuk bidang manajemen lingkungan sejak 1993, maka Indonesia sebagai salah satu negara yang aktif mengikuti perkembangan ISO seri 14000 telah melakukan antisipasi terhadap diberlakunnya standar tersebut.  Dalam mengantisipasi diberlakukannya standar ISO seri 14000, Indonesia sudah aktif memberikan tanggapan terhadap draf standar ISO sebelum ditetapkan menjadi Standar Internasional.
Hal ini dilakukan dengan pembetukan Kelompok Kerja Nasional ISO 14000 oleh Bapedal pada Tahun 1995 untuk membahas daf standar ISO tersebut sejak tahun 1995.  Anggota Kelompok Kerja tersebut berasal dari berbagai kalangan, baik Pemerintah, Swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat, maupun pakar pengelolaan lingkungan. Kementrian lingkungan hidup (Bapedal pada waktu itu) dan Badan Standardisasi Nasional (BSN) bekerjasama dengan Kelompok kerja nasional ISO 14000 dan Berbagai stakeholders sejak tahun 1995 mengkaji,menyebarkan informasi , dan melakukan serangkaian kegiatan penelitian dan pengembangan penerapan Sistem Manajemen Lingkungan.
Berdasarkan hasil pembahasan dengan “stakeholder” di Indonesia, Kementrian Lingkungan Hidup menyadari potensi penerapan Sistem Manajemen Lingkungan bagi peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan, peningkatan peran aktif pihak swasta dan promosi penerapan perangkat pengelolaan lingkungan secara proaktif dan sukarela di Indonesia.

Isu-isu penting yang dihadapi dalam penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (SML)
Standar ISO 14001 adalah satu-satunya standar dalam ISO seri 14000 yang dapat dijadikan persyaratan sertifikasi, namun penerapan standar ISO 14001 tidak secara otomatis harus mendapatkan sertifikasi. Standar ISO 14001 memuat komponen dan proses berjalannya sistem manajemen terhadap aspek lingkungan dari kegiatan, produk atau jasa suatu organisasi. Suatu organisasi yang menerapkan SML mengikuti standar ISO 14001 dapat mengajukan permohonan sertifikasi ISO 14001 kepada Lembaga Sertifikasi yang terakreditasi. Lembaga Sertifikasi selanjutnya akan mengevaluasi kesesuaian SML organisasi yang bersangkutan dengan standar ISO 14001 dan juga efektivitas SML tersebut.

Keuntungan Sertifikat ISO 14000
1.      Perlindungan Lingkungan
a.       Mengurangi / meminimalisasi limbah
b.      Optimalisasi penggunaan sumber – sumber alam
c.       Membantu mengatasi isu – isu lingkungan global
2.      Dasar persaingan yang setara ISO 14000 akan mengurangi sekecil mungkin timbulnya perbedaan – perbedaan pembiayaan lingkungan oleh sebab perbedaan sistem / geografi.
3.      Kesuaian terhadap peraturan – peraturan yang ada dengan menggunakan Sertifikat ISO 14000 dalam pengelolaan lingkungan terbuka kesempatan kemampuan telusuran dan kesesuaian dokumen – dokumen dalam mendukung peraturan yang ada.
4.      Terbentuknya Sistem Manajemen Yang Efektif Dengan adanya bermacam – macam tuntunan terhadap perusahaan tentang pengelolaan lingkungan hidup, sistem manajemen lingkungan akan membuat pengelolaan lebih efektif dan mampu berkiprah dalam dunia percaturan internasional.
5.      Memiliki Kekuatan Pasar
a.       Mampu memasuki pasar dengan produk ramah lingkungan
b.      Meningkatkan peran pasar (Market Share)
c.       Memenuhi persyaratan pelanggan
d.      Membuka peluang investasi
6.      Pengurangan biaya dasar utama dalam penekanan biaya adalah mengurangi penangan bahan kimia dan sisa-sisa/limbah lainnya.  Lebih sedikit bahan kimia/limbah, akan semakin sedikit biaya dan semakin tinggi tingkat mutu air/tanah.  Dengan ISO 14000 yang kesemuanya didasarkan penggunaan standart, maka diharapkan semakin kecil peluang menyimpanganya operasi. Biaya-biaya yang dapat dikurangi meliputi:
a.       Biaya-biaya kesalahan
b.      Biaya operasional yang terakumulasi
c.       Biaya taksiran
7.      Pengurangan Kerugian “Sistem” akan melindungi atau meminimumkan akibat ke lapangan, dan juga menimumkan akibat buruk bagi karyawan, pengurangan luka dan penyakit jika perusahaan mengadopsi sistem manajemen lingkungan ISO 14000.
8.      Meningkatkan Hubungan Masyarakat Dalam”Gall-up” pool 1994, didapat bahwa warga di 24 negara (industri & sedang berkembang) mempertimbangkan perlindungan lingkungan lebih penting dari pada pertumbuhan ekonomi.  Jika perusahaan mengembangkan program pengelolaan lingkungan.  Ini berarti mengembangkan hubungan kemasyarakatan.
9.      Mengembangkan Kepercayaan dan Kepuasan pelanggan dengan dimilikinya sertifikat ISO 14001, pelanggan akan merasa lebih aman dan linkungannya terlindungi. Hal ini akan meyakinkan pelanggan bahwa pemasok peduli lingkungan dan mempunyai dokumen yang sesuai untuk mendukung peryataan tersebut.
10.  Mengembangkan Perhatian Manajemen Yang Lebih Tinggi Diwakyang lalu, departemen lingkungan dipandang oleh beberapa perusahaan sebagai kegiatan pemborosan biaya. Dengan ISO 14000 departemen lingkungan dipandang positif dan merupakan komponen penting dalam perusahaan.  Keseluruhan proses dalam mencapai sertifikat ISO 14000 akan merangsang manajemen lebih berkembang dan lebih menghargai pengelolaan lingkungan.
Perkembangan Standar Manajemen Lingkungan
Tahun 1996-1998, serangkaian seminar, lokakarya, penelitian dan proyek percontohan Sistem Manajemen Lingkungan telah diprakarsai oleh Kementrian Lingkungan Hidup, bekerjasama dengan BSN dan berbagai pihak.  Dengan perannya sebagai fasilitator dalam pengembangan ISO 14000 di Indonesia, Kementrian Lingkungan Hidup menyediakan media bagi semua pihak yang berkepentingan untuk aktif dalam program pengembangan standar ISO 14000, yaitu melalui Kelompok Kerja Nasional ISO 14000 (Pokjanas ISO 14000).
Kelompok kerja tersebut sampai saat ini masih dalam melaksanakan diskusi-diskusi membahas standar ISO 14000.  Secretariat Pokjanas ISO 14000 tersebut difasilitasi oleh Kementrian LIngkungan Hidup.  Asisten Deputi Urusan Standarisasi dan Teknologi. Untuk memfasilitasi penerapan standar ISO 14000 di Indonesia dan mempermudah penerapan dilapangan serta untuk menyamakan persepsi mengenai pelaksanaannya, maka Kementrian Lingkungan Hidup bekerja sama dengan BSN telah melakukan adopsi terhadap beberapa Standar Internasional ISO 14000 menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI). Standar yang telah diadopsi tersebut diantaranya:
1.      Sistem Manajemen Lingkungan-Spesifikasi dengan Panduan Penggunaan (SNI 19-14001-1997)
2.      Sistem Manajemen Lingkungan-Pedoman Umum Prinsip Sistem dan Teknik Pendukung (SNI19-14004-1997)
3.      Pedoman Audit Lingkungan-Prinsip Umum (SNI 19-1410-1997)
4.      Pedoman Untuk Pengauditan lingkungan – Prosedur Audit – Pengauditan Sistem Manajemen Lingkungan (SNI 19-14011-1997)
5.      Pedoman Audit Untuk Lingkungan – Kriteria Kualifikasi untuk Auditor Lingkungan (SNI 19-14012-1997)




Gambaran Umum ISO 14000
ISO atau International Organization For Standartization yang berkedudukan di Jenewa Swiss adalah badan federasi internasional dari badan-badan standarisasi yang ada di 90 negara.  Persetujuan internasional yang telah disepakati bersama merupakan hasil utama dari badan internasional ini.  ISO (Internastional Standarisation Organisation) adalah organisasi non-pemerintahan dan bukan merupakan bagian dari PBB atau WTO (World Trade Organization) walaupun Standar-standar yang dihasilkan merupakan rujukan bagi kedua organisasi tersebut.  Anggota ISO, terdiri dari 110 negara, tidak terdiri dari delegasi pemerintah tetapi tersusun dari institusi standarisasi nasional sebanyak satu wakil organisasi untuk setiap negara.
ISO 14000 adalah standar sistem pengelolaan lingkukan yang dapat diterapkan pada bisnis apapun, terlepas dari ukuranlokasi atau pendapatan.  Tujuan dari standar adalah untuk mengurangi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh bisnis dan untuk mengurangi polusi dan limbah yang dihasilkan oleh bisnis.  Versi terbaru ISO 14000 dirilis pada tahun 2004 oleh Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO) yang memiliki komite perwakilan dari seluruh dunia.  ISO-14000 memiliki beberapa seri, yaitu:
1.      ISO 14001                  : Sistem Manajemen Lingkungan
2.      ISO 14010-14015       : Audit Lingkungan
3.      ISO 14020-14024       : Label Lingkungan
4.      ISO 14031                  : Evaluasi Kinerja Lingkungan
5.      ISO 14040-14044       : Assessment/Analisa Berkelanjutan
6.      ISO 14060                  : Aspek Lingkungan dari Produk
Tujuan utama dari serangkaian norma-norma ISO 14000 adalah untuk mempromosikan pengelolaan lingkungan yang lebih efektif dan efisien dalam organisasi dan untuk menyediakan tools yang berguna dan bermanfaat misalnya ISO 14000 ada untuk membantu organisasi meminimalkan bagaimana operasi mereka berdampak negative pada lingkungan.



ISO 14000 di Indonesia
Indonesia adalah salah satu negara yang menerapkan standar ISO 14000 dalam pengelolaan lingkungan di dunia industri.  Seperti yang disebutkan di atas bahwa negara Indonesia telah menerapkan standar ISO dari tahun 1993.  Hal ini terus dikembangkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan Kelompok Kerja Nasional ISO 14000.  Berbagai program seminar dan penelitian mengenai ISO 14000 terus dikembangkan di Indonesia.  Pada tahun 1996-1998, serangkaian seminar, lokakarya, penelitian dan proyek percontohan Sistem Manajemen Lingkungan telah diprakarsai oleh Kementrian Lingkungan Hidup, bekerjasama dengan BSN dan berbagai pihak.  Rangkaian kegiatan tersebut dimaksudkan untuk menjadi investasi awal bagi penerapan ISO 14001 di Indonesia dalam Menumbuhkan sisi”demand” maupun “supply” menuju mekanisme pasar yang wajar.
Perusahaan perlu memiliki sistem pengelolaan lingkungan yang efisien dan efektif.  Hal ini dikarenakan meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap kelestarian lingkungan, semakin ketatnya [eraturan-peraturan lingkungan dan tekanan dari pasar kepada perusahaan-perusahaan mengenai komitmen terhadap lingkungan. Di dalam menguji keandalan sistem para pemasoknya, perusahaan-perusahaan ini telah melakukan kajian audit lingkungan untuk menilai kinerja lingkungannya (atau yan biasa disebut audit pihak kedua). Tetapi untuk menyakinkan bahwa sistem perusahaan-perusahaan telah memenuhi dan secara terus menerus dapat memenuhi pesyaratan-persyaratan internasional ini maka banyak perusahaan perlu melibatkan pihak independent sebagai penilai sistem mereka. Dari perspektif ini maka muncullah badan-badan sertifikasi yang menjembatani antara kebutuhan calon konsumen dengan para pemasok dalam masalah kinerja lingkungan.
Kementrian Lingkungan Hidup menyadari potensi penerapan standar ISO 14000 bago peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan hidup menyadari potensi penerapan standar ISO 14000 bagi peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan hidup Indonesia serta peningkatan peran serta dunia usaha secara pro-aktif mengelola lingkungan.  Oleh karena itu, kementrian lingkungan hidup mendorong dan memfasilitasi penerapan standar ISO 14000 di Indonesia.  Pelatihan tentang ISO 14000 telah dilaksanakan sejak tahun 1995, yang dimaksudkan menjadi motor penggerak penerapan standar ISO 14000 di Indonesia.
Terkait dengan komitmen memfasilitasi penerapan standar ISO 14000 tersebut, kementrian lingkungan hidup pada saat ini mempunyai unit kerja Asisten Deputi Urusan Standarisasi dan Teknologi.  Fokus perhatian yang diberikan adalah efektifitas penerapan sistem manajemen lingkungan, baik yang dengan sertifikasi ISO 14001 maupun yang tidak.

Manfaat ISO 14000
1.      Pengelolaan lingkungan yang lebih efektifitas dan efisien dalam organisasi
2.      Untuk menyediakan tools yang berguna dan bermanfaat dan fleksibel sehingga mencerminkan organisasi yang baik.
3.      Dapat mengidanfikasi, memperkirakan dan mengatasi resiko lingkungan yang mungkin timbul.
4.      Dapat menekan biaya produksi dapat mengurangi kecelakan kerja, dapat memelihara hubungan baik dengan masyarakat, pemerintah dan pihak – pihak yang peduli terhadap lingkungan.
5.      Memberi jaminan kepada konsumen mengenai komitmen pihak manajemen puncak terhadap lingkungan.
6.      Dapat meningkatkan citra perusahaan,meningkatkan kepercayaan konsumen dan memperbesar pangsa pasar.
7.      Menunjukan ketaatan perusahaan terhadap perundang-undangan yang berkaitan dengan lingkungan.
8.      Mempermudah memperoleh izin dan akses kredit bank.
9.      Dapat meningkatkan motivasi para pekerja.

Standar ISO
1.    Membuat pengembangan, produksi dan penyediaan produk dn layanan yang lebih efisien, aman dan bersih
2.    Memfasilitasi perdagangan antar negara dan membuatnya lebih adil
3.    Berbagi kemajuan tehnologi dan praktek manajemen yang baik
4.    Menyebarkan inovasi
5.    Perlindungan konsumen dan pengguna produk dan jasa pada umumnya
6.    Membuat hidup lebih sederhana dengan menyediakan solusi untuk masalah umum
7.    ISO adalah organisasi standar terbesar di dunia

Elemen ISO 14000
1.       Polusi udara
2.       Pembuangan ke sumber air
3.       Pasokan air dan pengolahan limbah domestic
4.       Limbah dan bahan – bahan berbahaya
5.       Gangguan
6.       Bunyi/kebisingan dan getaran
7.       Radiasi
8.       Perencanaan fisik
9.       Pengembangan perkotaan
10.   Gangguan bahan / material
11.   Penggunaan energy
12.   Keselamatan dan kesehatan kerja karyawan

Karakteristik ISO 14000
Generik: Dapat diterapkan untuk seluruh tipe dan ukuran organisasi, Mengakodir beragam kondisi geografis, sosial dan budaya
Sukarela: Tidak memuat pernyataan kinerja lingkungan (misal, kriteria untuk sarana pengolahan limbah cair), Sarana secara sistematis pengendalian dan mencapai organisasi kinerja lingkungan yang dikehendaki
Memuat kinerja fundamental untuk dicapai: Mentaati peraturan perundang – undang dan kekuatan lingkungan yang relevan, Komitmen untuk terus – menerus memperbaiki sejalan dengan kebijakan organisasi Dinamis aditif terhadap Perubahan di dalam organisasi, Perubahan diluar organisasi
Standrat SML memuat persyaratan sistem manajemen yang berbasis pada “siklus” plan, implement, check and review. Keterkaitan yang erat antar klausal elemen standrat.





















DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Lingkungan Hidup, http://www.menlh.go.id/tanya-jawab-iso-14000/ diakses pada 10 mei 2017






Kamis, 09 Maret 2017

Pengalaman Membangun Komunikasi

Saya, Ridho, Dewo, Ahadi, Ivena, dan almarhumah Nafa pada akhir semester 2 yang lalu pergi ke tempat Jawa Timur,daerah Malang. Sebelum berangkat kami mempersiapkan peralatan yang mesti di bawa ke lokasi tersebut, sudah semua peralatan siap, akhirnya kamipun pergi ke daerah Jawa Timur yaitu kota Malang menggunkan kereta api pada pukul 19.00pm. setelah pukul 05.00am akhirya kamipun sampai di stasiun Malang dan beranjak ke masjid dengan menanyakan kepada orang di sekitar stasiun Malang, kamipun bertanya kepada seseorang di sana “ Pak, numpang nanya, lokasi masjid terdekat daerah sini di mananya pak ? “ akhirnya kami diberitahu lokasi masjid dan kami bergegas ke masjid tersebut. Sambal melakukan shalat dan istirahat, Saya dan Ridho mencari berupa roti dan jajanan pasar untuk sarapan bareng – bareng teman yang lain. Sesudah sarapan kami pun beranjak dari tempat peristirahatan dan memulai ke lokasi wisata pertama yaitu Paralayang menggunakan mobil beserata supir. Sesampainya kami tiba di lokasi Paralayang, kamipun bertanya kepada pemandu wisata “Mas, di wisata Paralayang ini apa saja wisata yang bisa kita nikmati “, pemandu:” Oh.., ada beberapa wisata yang mas dan mbak nikmati seperti flyfox , Omah Kayu,. Omah Kayu ini yaitu rumah yang dibangun di tengah – tengah pohon yang bisa di nikmati di rumah tersebut dan bisa juga mas menginap di sana dan menikmati suasana alam yang khas dari Omah Kayu seperti mas dan mbak mbak bisa melihat langsung kota Malang dari atas sini.. “. Kami: “seperti itu mas, baik mas termakasih informasinya”. Dan kami istirahat sebentar dan menikmati suasana Paralayang  dan Omah kayu , akhirnya kami melanjutkan perjalana ke lokasi ke 2 yaitu Museum Angkut. Sesampainya di lokasi kamipun berpisah untuk menikmati suasana Museum Angkut. Akhirnya saya sendiri menikmati suasana Museum Angkut dan saya melihat kursi dan duduk di area tersebut sambil bertanya di sebalah saya ada seseorang laki – laki, sayapun bertanya “ mas, lagi nunggu sahabatnya atau nunggu gebetanya mas”, masnya pun menjawab : “ owh.. saya gak punya gebetan mas, saya di sini nunggu sahabat saya lagi ke belakang sebentar, masnya sendiri nunggu siapa ? lagi liburan di Malang ya mas “. Sayapun menjawab “ saya lagi istirahat mas habis menikmati susasana museum angkut barusan. Iya mas saya lagi liburan semester bareng sama teman – teman saya, tapi saya berpisah sama mereka mas karena mereka jalanya lumayan lama jadinya ketinggalan mas, Masnya lagi liburan juga ya “. Masnya jawab : “iya mas saya lagi liburan dari kantor di daerah Jakarta jadinya saya refresing di kota Malang ini mas, oiya mas saya diluanya mau lajutkan perjalanan ini sahabat saya sudah selesai dari belakang” sayapu menjawab: “ wihh enak sekali mas sudah kerja di kantor bisa jalan – jalan memakai uang pribadi heheh, iyasudah mas hati – hati di jalanya mas semoga sampai tujuan dengan selamat”. Dan akhirnya punya saya beranjak dari tempat duduk dan menemui sahabat – sahabat. Kamipun melanjutkan perjalanan beranjak dari Museum Angkut ke tempat peristirahatan yang kita pesan jauh – jauh hari di salah satu hotel di Malang sambil istirahat , makan siang dan shalat zuhur. Pada pukul 19.30pm kamipun melanjutkan perjalan ke Alun Alun Kota Batu dan melihat lihat lokasi tersebut hampir sama seperti Alun – Alun Kidul cuma bedanya daerah saja dan beberapa jenis permainan yang ada di sana. Dan kami menikmati kuliner yang khas di Kota Batu yaitu soerabi kota batu tapi kami tidak tahu dimana lokasi yang bisa kami jumpai untuk menikmati kuliner tersebut, akhirnya saya bertanya kepada orang di sana “ ibu, permisi..numpang nanya? Dimana lokasi kuliner yang khas kota batu yang bisa kami jumpai” ibunya menjawab: “owh disana mas deket dari sini, nanti masnya lurus dan ketempu perempatan belok kanan sampai di tempat kuliner yang mas bilang tadi, di situ banyak wisatawan lokal yang mencicipi khas kuliner kota batu” sayapun menjawab : “ makasih ya bu, atas informasinya “. Kamipun pergi ke tempat kuliner tersebut dan kami memesan hidangan  di temani alunan musik jalanan.

Teori - Teori Konseling

A.    Teori Psikoanalisis
Teori Psikoanalisis merupakan teori kepribadian yang paling komprehensif yang mengemukakan tentang tiga pokok pembahasan yaitu struktur kepribadian, dinamika kepribadian, dan perkembangan kepribadian.
Kesimpulan: dari teori psikoanalisis dapat di tarik kesimpulan bahwa kepribadian dipandang sebagai aspek kejiwaan mencakup kepribadian suatu struktur yang terdiri dari tiga unsur  atau sistem Id, Ego, Superego.
B.     Teori Analisis Transaksional
Teori Analisis Tansaksional (transactional analysis)  merupakan teori yang dapat digunakan pada seting individual maupun kelompok.Teori ini melibatkan kontrak yang dikembangkan oleh konseling yang dengan jelas menyebutkan tujuan dan arah dari proses terapi. Selain itu juga memfokuskan pada pengambilan keputusan di awal yang dilakukan oleh konseling untuk menekankan pada kapasitas konseling untuk membuat keputusan baru. Analisis transaksional menekankan pada aspek kognitif, rasional dan tingkah laku dari kepribadian.
Kesimpulan : dari teori analisis transaksional dapat di tarik kesimpulan bahwa perilaku komunikasi seseorang dipengaruhi oleh ego state yang dipilihnya, setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai sebuah transaksi yang di dalamnya turut melibatkan ego state serta sebagai hasil pengalaman dari masa kecil.
C.     Teori Behavioral
Behaviorisme adalah merupakan aliran yang revosilusioner, kuat dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam. Sejumlah filsuf dan ilmuwan sebelum Watson dalam satu dan lain bentuk telah mengajukan gagasan - gagasan megenai penekatan objektif dalam mempelajari manusia berdasarkan pandangan yang mekanistik dan materialistis, suatu pendekatan yang menjadi ciri utama dari behaviorisme.
Kesimpulan:  dari teori behavioral dapat di tarik kesimpulan bahwa  merubah pola pikir individu Menghapus tingkah laku non adaktif untuk digantikan perilaku yang adaptif.

D.       Teori Rational-Emotive Behavior Therapy
Teori Rational-Emotive Behaviot Therapy (REBT) adalah teori behavior kognitif yang menekankan pada keterkaitan anatara perasaan, tingkah laku dan pikiran.
Kesimpulan: dari teori rational emotive therapy dapat ditarik kesimpulan bahwa menolong individu menyadari bahwa mereka dapat hidup dengan lebih rasional dan lebih produktif dan  untuk mengoreksi kesalahan untuk mereduksi emosi yang tidak diharapkan serta mengubah kebiasaan berpikir dan tingkah laku yang kurang baik.
E.     Teori Realitas
Teori realitas adalah tidak terpaku pada kejadian - kejadian masa lalu, tetapi mendorong konseli untuk menghadapi realitas. Teori ini juga tidak member perhatian pada motif - motif bawah sadar sebagaimana pandangan kaum psikoanalisis. Akan tetapi, lebih menekankan pada pengubahan tingkah laku yang lebih bertanggung jawab dengan merencanakan dan melakukan tindakan - tindakan tersebut.

Kesimpulan: dari teori realitas dapat ditarik kesimpulan bahwa individu tidak boleh untuk menoleh ke belakang yang sudah terjadi, akan tetapi itu menjadi pelajaran tersendiri untuk memotifikasi kedepanya yang lebih baik. Sehingga  keadaan di mana individu dapat menerima kondisi yang dihadapinya meliputi tanggung jawab, kenyataan, dan kebenaran.